Hair extention atau penyambungan rambut menjadi pilihan banyak orang untuk memanjangkan rambut pendek secara instan. Tetapi, tahukah Anda dari mana rambut yang dipakai untuk menyambung itu berasal?
Hair extention berasal dari rambut orang mati. Begitu isu yang beredar dari mulut ke mulut. Ada pula yang menyebutkan rambut yang dipakai adalah rambut kuda. Semua dugaan tersebut ternyata salah. Faktanya, ribuan orang dari penjuru dunia setiap hari memotong rambutnya lalu menjualnya kepada industri rambut.
Rambut yang sering dipakai untuk menyambung rambut berkualitas terbaik berasal dari Asia dan negara-negara Eropa Timur. Wanita-wanita di negara yang kebanyakan masih miskin tersebut menjual rambut mereka demi menghidupi keluarganya. Tapi rambut yang dipilih tidak boleh sembarangan.
Pabrik rambut biasanya menetapkan aturan yang ketat kepada pemilik rambut. Misalnya tidak boleh terkena polusi. Bahkan, beberapa pabrik rambut menyediakan makanan khusus kepada pemilik rambut agar rambutnya tumbuh sehat sesuai standar. Ketika rambut sudah tumbuh dan panjang, wanita-wanita itu akan datang ke pabrik untuk mencukur habis rambutnya. Setelah itu mereka menerima bayaran cukup tinggi, pulang ke rumah, dan memulai lagi prosesnya dari awal.
Sepertinya kejam ya? Tapi tak ada pilihan lagi bagi wanita-wanita itu. Memelihara rambut panjang lalu menjualnya jadi cara paling mudah untuk mendapatkan uang dan menghidupi seluruh keluarga.
Pabrik rambut juga mendapatkan rambut secara 'cuma-cuma' dari kuil-kuil di India. Pada tahun 2006, harian the Daily Mail, Inggris, melaporkan ada sebuah kuil Hindu di perbukitan Tirupati, India, yang menjadi kaya karena menjual rambut manusia.
Menurut harian tersebut, setiap hari 4.000 wanita datang ke kuil itu untuk melakukan ritual agama yang disebut tonsuring. Dalam ritual ini mereka mencukur habis rambutnya sebagai bentuk pengorbanan kepada Dewa Wisnu. Mereka percaya tindakan ini merupakan simbol niat mereka untuk meninggalkan sifat membanggakan diri dan kesombongan. Menggunduli rambut juga menjadi bentuk syukur dan permohonan kepada Tuhan akan kesehatan dan kebahagiaan di masa depan.
Setelah upacara tonsuring, rambut-rambut tersebut kemudian dikumpulkan, disortir menjadi beberapa bagian berdasarkan panjangnya, lalu dikirim ke negara-negara Barat untuk dijual sebagai wig dan penyambung rambut.
Rambut Asli Lebih Baik
Sofyana, hair technician dari Tony & Guy Salon, Plaza Senayan, Jakarta, membenarkan bahwa hair extention sebaiknya memang menggunakan rambut asli yang bagus. "Rambut sintetis tidak bisa di-blow, catok, atau di-colour," katanya ketika dihubungi Kompas.com.
Menurut Nana, panggilan Sofyana, rambut yang biasa dipakai untuk hair extention terdiri dari beberapa merek yang bahan bakunya berasal dari India. "Tapi ada juga salon yang membuat sendiri rambutnya," kata pria yang sehari-harinya bertugas mengeriting, mewarnai, hingga menyambung rambut ini.
Biasanya rambut yang dipakai untuk menyambung rambut tersedia dalam rambut lurus. "Kalau ingin ikal harus rajin-rajin nge-blow, sebab biarpun dikeriting permanen tetap enggak ada volumenya," ujar Nana.
Mengenai perawatan, menurut Nana, tidak sulit. "Sebenarnya sama saja dengan rambut asli, hanya saja setelah keramas harus disisir dengan rapi agar tidak saling melilit. Selain itu jangan sering-sering keramas pakai air hangat karena bisa membuat lem cepat hilang," paparnya.
Meski demikian, imbuh Nana, setiap tiga bulan rambut yang disambung harus diservis ulang. "Karena rambut telah tumbuh, lemnya jadi turun. Padahal, hair extention idealnya 1cm dari kulit kepala. Karena itu lemnya harus dilepas dulu, baru rambut dinaikkan lagi," katanya.
Hair extention berasal dari rambut orang mati. Begitu isu yang beredar dari mulut ke mulut. Ada pula yang menyebutkan rambut yang dipakai adalah rambut kuda. Semua dugaan tersebut ternyata salah. Faktanya, ribuan orang dari penjuru dunia setiap hari memotong rambutnya lalu menjualnya kepada industri rambut.
Rambut yang sering dipakai untuk menyambung rambut berkualitas terbaik berasal dari Asia dan negara-negara Eropa Timur. Wanita-wanita di negara yang kebanyakan masih miskin tersebut menjual rambut mereka demi menghidupi keluarganya. Tapi rambut yang dipilih tidak boleh sembarangan.
Pabrik rambut biasanya menetapkan aturan yang ketat kepada pemilik rambut. Misalnya tidak boleh terkena polusi. Bahkan, beberapa pabrik rambut menyediakan makanan khusus kepada pemilik rambut agar rambutnya tumbuh sehat sesuai standar. Ketika rambut sudah tumbuh dan panjang, wanita-wanita itu akan datang ke pabrik untuk mencukur habis rambutnya. Setelah itu mereka menerima bayaran cukup tinggi, pulang ke rumah, dan memulai lagi prosesnya dari awal.
Sepertinya kejam ya? Tapi tak ada pilihan lagi bagi wanita-wanita itu. Memelihara rambut panjang lalu menjualnya jadi cara paling mudah untuk mendapatkan uang dan menghidupi seluruh keluarga.
Pabrik rambut juga mendapatkan rambut secara 'cuma-cuma' dari kuil-kuil di India. Pada tahun 2006, harian the Daily Mail, Inggris, melaporkan ada sebuah kuil Hindu di perbukitan Tirupati, India, yang menjadi kaya karena menjual rambut manusia.
Menurut harian tersebut, setiap hari 4.000 wanita datang ke kuil itu untuk melakukan ritual agama yang disebut tonsuring. Dalam ritual ini mereka mencukur habis rambutnya sebagai bentuk pengorbanan kepada Dewa Wisnu. Mereka percaya tindakan ini merupakan simbol niat mereka untuk meninggalkan sifat membanggakan diri dan kesombongan. Menggunduli rambut juga menjadi bentuk syukur dan permohonan kepada Tuhan akan kesehatan dan kebahagiaan di masa depan.
Setelah upacara tonsuring, rambut-rambut tersebut kemudian dikumpulkan, disortir menjadi beberapa bagian berdasarkan panjangnya, lalu dikirim ke negara-negara Barat untuk dijual sebagai wig dan penyambung rambut.
Rambut Asli Lebih Baik
Sofyana, hair technician dari Tony & Guy Salon, Plaza Senayan, Jakarta, membenarkan bahwa hair extention sebaiknya memang menggunakan rambut asli yang bagus. "Rambut sintetis tidak bisa di-blow, catok, atau di-colour," katanya ketika dihubungi Kompas.com.
Menurut Nana, panggilan Sofyana, rambut yang biasa dipakai untuk hair extention terdiri dari beberapa merek yang bahan bakunya berasal dari India. "Tapi ada juga salon yang membuat sendiri rambutnya," kata pria yang sehari-harinya bertugas mengeriting, mewarnai, hingga menyambung rambut ini.
Biasanya rambut yang dipakai untuk menyambung rambut tersedia dalam rambut lurus. "Kalau ingin ikal harus rajin-rajin nge-blow, sebab biarpun dikeriting permanen tetap enggak ada volumenya," ujar Nana.
Mengenai perawatan, menurut Nana, tidak sulit. "Sebenarnya sama saja dengan rambut asli, hanya saja setelah keramas harus disisir dengan rapi agar tidak saling melilit. Selain itu jangan sering-sering keramas pakai air hangat karena bisa membuat lem cepat hilang," paparnya.
Meski demikian, imbuh Nana, setiap tiga bulan rambut yang disambung harus diservis ulang. "Karena rambut telah tumbuh, lemnya jadi turun. Padahal, hair extention idealnya 1cm dari kulit kepala. Karena itu lemnya harus dilepas dulu, baru rambut dinaikkan lagi," katanya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Rambut Hair Extention Berasal
Dengan url
http://overcometheproblemofhairloss.blogspot.com/2012/03/rambut-hair-extention-berasal.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Rambut Hair Extention Berasal
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment